Dua masalah transportasi itu menjadi perhatian serius Menteri Transportasi Vietnam, Dinh La Thang, yang mulai menjabat sejak Agustus lalu. Sejumlah kebijakan dasar diambil, salah satunya melarang para pejabat di departemennya bermain golf, pada akhir pekan sekalipun. Apa hubungannya?
Dinh, yang sebelumnya menjabat Direktur Utama PetroVietnam - Pertamina-nya Vietnam - memang dikenal luas sebagai pribadi penuh kejutan, lewat kebijakan-kebijakannya yang kontroversial, orisinal, dan merakyat.
Mengutip ucapan Dinh di situs Kementerian Transportasi, guardian.co.uk memberitakan, Rabu (19/10), bahwa para pejabat pemerintah (termasuk di Kementerian Transportasi) selama ini menghabiskan terlalu banyak waktu di lapangan golf. Akibatnya, pekerjaan mereka banyak yang terbengkalai, padahal Vietnam saat ini tengah mengalami situasi ekonomi yang sulit.
Ya, sejak pemerintah Komunis membuka perekonomian Vietnam pada akhir 1980-an, golf segera menjadi olah raga populer bagi pejabat pemerintah dan partai serta kalangan bisnis negara itu. Lapangan golf bermunculan di seluruh negeri, bahkan sempat memicu kekhawatiran hilangnya lahan pertanian, hanya untuk memuaskan segelintir investor dan penikmat golf.
Larangan Dinh memang agak "nyeleneh" di tengah konsensus sistem politik Vietnam, di mana biasanya para menteri biasanya hanya bisa "berlindung" di balik bayang-bayang pialang kekuasaan anonim di Politbiro yang superpower. Namun, analis dari Akademi Pertahanan Australia, Carl Thayer, mencatat bahwa sistem politik itu perlahan telah bergerak dari tanggung jawab kolektif ke tanggung jawab pribadi (seorang pejabat), meski tetap masih jauh dari akuntabilitas publik.
Dalam konteks itu, Dinh yang sudah terkenal sebagai pejabat kontroversial, sejak menjabat Menteri Transportasi sudah melemparkan sejumlah ide yang diharapkan menjadi terobosan untuk membenahi sistem transportasi negara itu.
Misalnya, di tengah obsesi masyarakat untuk memiliki kendaraan pribadi - apakah itu sepeda motor atau mobil - jalanan sejumlah kota di Vietnam makin terbiasa dengan kemacetan. Untuk memberi contoh, Dinh memerintahkan para pejabat seniornya untuk menggunakan bus ke kantor, paling tidak sepekan sekali.
Dia juga menyingkirkan para pejabat yang bertanggung jawab terhadap pembangunan bandara internasional baru di kota wisata Danang, Vietnam tengah, karena lambatnya konstruksi.
Nah, yang terkini, Dinh mengeluarkan larangan para pejabatnya bermain golf, bahkan pada akhir pekan, karena dinilai permainan itu hanya menghabiskan waktu dan melalaikan tugas sebagai pejabat negara.
Untuk kebijakan terakhir itu, Dinh agaknya mendapat perlawanan. Setidaknya dari bisik-bisik yang dilakukan para anak buahnya. Mereka mencemooh larangan itu dan meminta sang Menteri mempertimbangkan lagi larangan tersebut.
Tapi larangan itu tidak main-main. Kepala Departemen Transportasi, unit dalam Partai Komunis, mendukung larangan Dinh dan menyatakan akan mengerahkan mata-mata untuk mengawasi pejabat yang membangkang dengan tetap melakukan kegiatan borjuis seperti golf.
"Kami memiliki banyak metode rahasia untuk mengawasi bagaimana staf dan pejabat mengikuti peraturan menteri," ujar seorang pejabat partai dikutip surat kabar Pham Tien Phong Loc Tang (Pionir). "Dalam waktu yang sangat sulit, pejabat senior harus berkonsentrasi pada menyelesaikan proyek penting daripada menghabiskan waktu bermain golf. Buang-buang uang dan waktu dan mereka bahkan menggunakan fasilitas negara untuk kegiatan itu, seperti mobil."
Benarkah larangan ini akan efektif? Surat kabar itu meragukan. Pasalnya, seperti setiap peraturan baru di Vietnam, selalu ada celah untuk menghindar. Para pejabat mungkin tidak lagi melakukan tee off di lapangan golf, namun mereka masih bisa melakukan kegiatan pelesiran yang tak dilarang, seperti minum alkohol di karaoke, ke rumah bordil, atau sekadar bermain tenis.
Penanggung Jawab :
let-us-study.blogspot.com
http://www.ipotnews.com/
0 komentar:
Posting Komentar