Baca Juga

Welcome to Let Us Study.blogspot.com
================================


Sabtu, 01 Januari 2011

Jogja Hip Hop Foundation Merilis Film Dokumenter Berjudul Hip Hop Diningrat.


Tahun ini genap tujuh tahun grup musik Jogja Hip Hop Foundation berkarier di dunia musik. Grup yang dimotori oleh Marzuki “Kill The DJ” Mohammad ini dikenal karena ciri khasnya yang kuat pada penggunaan bahasa Jawa pada lirik-liriknya. Tak hanya masalah lirik, grup yang juga masuk dalam kompilasi Album Jogja Istimewa ini dikenal berkat keberhasilannya menggabungkan kebudayaan lokal dengan hip hop. Perjalanan tujuh tahun grup ini dan musik Hip hop Jawa secara keseluruhan kemudian mereka kemas menjadi sebuah film dokumenter berjudul Hip Hop Diningrat.
“Pada dasarnya Hip Hop Diningrat itu kan plesetan kata dari Ngayogyokarto Hadiningrat. Ningrat artinya bangsawan, Diningrat artinya di kerajaan, kami kan tumbuh dan besar di daerah Kraton Yogyakarta,” jelas Marzuki yang bertindak sebagai produser sekaligus sutradara film ini bersama Chandra Hutagaol. Film ini dibuat dengan merangkai lebih dari 300 kaset hasil dokumentasi grup ini semenjak tahun 2003 sampai 2009 lalu. “Untuk merangkai 300-an kaset video itu, kami perlu bikin shooting interview, tujuannya untuk merangkai serakan-serakan dokumentasi yang ada. Prosesnya sendiri memakan waktu satu setengah tahun, sampai kita hampir putus asa,” paparnya.
Film yang tayang perdana di event Jakarta International Film Festival (JiFFest) 2010 ini menurut menurut Marzuki menyoroti sejarah hip hop Jawa, lengkap dengan perjuangan eksistensinya, juga tentang mimpi dan nilai-nilai anak muda Jawa. Dalam katalog resmi Jiffest 2010 film ini dideskripsikan dengan, “Sebuah cerita unik tentang kultur hip hop dari kota Jogja, di mana kebudayaan urban bertemu dengan tradisi Jawa untuk menciptakan produk kesenian kontemporer”. “Sebenarnya kami tidak mempunyai tendensi untuk jadi kontemporer. Tapi banyak orang menyebutnya demikian. Kami hanya mencintai tradisi kami,” tutur Marzuki mengenai stempel kontemporer pada film ini.
Dengan dibuatnya film Hip Hop Diningrat semakin meneguhkan posisi Jogja Hip Hop Foundation dalam memadukan nilai tradisi Jawa dengan hip hop. Meski telah sukses meramu kedua unsur tersebut, Marzuki tetap menekankan bahwa pilihan mereka untuk memainkan hip hop Jawa bukanlah semangat primordial. Melainkan usaha untuk mengenal diri sendiri. “Ketika kita paham siapa diri kita, pertemuan dengan yang lain akan semakin mutualis,” tuturnya.
Setelah Jiffest, film berdurasi 65 menit ini rencananya akan diputar di Festival Film Dokumenter yang diadakan di Yogyakarta pada bulan Desember. Sementara untuk world premiere, film ini akan diputar di New York dan Canberra. Hip Hop Diningrat akan menjadi catatan penting bagi perkembangan sejarah musik hip hop di Yogyakarta. “Sejak ada hip hop Jawa hingga sekarang musik hip hop di Jogja  belum pernah sepi, di kota-kota lain hip hop sempat mati suri,” tutup Marzuki.





Sumber Referensi :

0 komentar:

Posting Komentar