Bali memang dikenal sebagai pulau yang sangat indah, dan menjadi salah satu tujuan para wisatawan asing maupun domestik untuk berlibur. Selain pantainya yang memanjakan mata, juga budaya dan alamnya, ternyata ada satu lagi yang bikin ane makin cinta sama Bali, yaitu Bamboo School! Pertamanya ane agak kaget gt, kalo di Bali ada Green School seperti ini. Yup, Green School atau disebut dengan nama Kul-Kul Campus ini berlokasi diantara Denpasar dan Ubud. Atau tepatnya terletak di Desa Sibang Kaja, Badung (sekitar 30 km dari Denpasar). Dibangun sejak 2008, pendiri Bamboo School adalah John dan Cynthia Hardy, yang memang sudah lama menetap di Bali. hmmm salut deh sama mereka yang punya ide sekeren ini, untuk bikin sekolah yang menyatu dengan alam, dan berhasil mewujudkannya! Oya, murid-murid yang bersekolah disini ternyata banyak loh, mulai dari pre-school sampai kelas untuk high school. Hmm, jadi gimana rasanya ya belajar di Bamboo School? Kalo yang ane bayangin sih, pasti bakal nyenengin banget nuntut ilmu disini, dekat sama alam, nggak ada polusi, sejauh mata memandang yang diliat pemandangan hijau yang asri! Aaaa.. maybe this is the coolest school in Indonesia!! Proses belajar-mengajarnya pun pasti fun banget
Let Us Study : jangan bayangin ruang-ruang kelas tertutup dan ber-AC, dibanding itu, Green School menggunakan batang bambu sebagai ruang kelas, dengan kincir angin sebagai pendingin udaranya. Hmm.. ademmm. Selain itu, sumber listrik untuk seluruh kompleks sekolahan pun menggunakan bio-gas, sawdust hot water, cooking system, a hydro-powered vortex generator dan juga solar panel. Padahal sekolah ini termasuk besar banget, di dalamnya dilengkapi gym, assembly spaces, faculty housing, kantor, café, tambak udang, peternakan sapi, arena olahraga, laboratorium, organic gardens hingga perpustakaan. Waaaaw!!
Indonesia yang masuk dalam jajaran Negara paling berpolusi no 3 sedunia, setidaknya boleh berbangga hati. di tengah – tengah mirisnya pendidikan di negeri ini, sebuah inovasi baru di bidang pendidikan indonesia hadir di Bali, jantung pariwisata negeri kita. Selama pembangunannya, hanya bambu, rumput gajah dan tanah liat yang dipergunakan. Semen digunakan hanya di beberapa tempat di yayasan. Pusat dan bangunan yang paling penting adalah "jantung sekolah." Ini mungkin merupakan gedung terbesar di dunia yang dibangun sepenuhnya dari bambu. Dengan tinggi 18 meter dan luas 64 meter, area sekolahnya mencakup berbagai struktur: gedung apartemen, ruang kelas, gedung kantor, dan kafe. Sekolah ini mendapatkan listrik dari sumber ramah lingkungan: generator turbin air dan panel surya . Terobosan untuk meminimalisir pencemaran dunia yang patut diacungi jempol.
Sekolah Hijau ini memang mengadopsi banyak konsep hijau dalam operasionalnya, lebih dari itu, mereka memang bercita-cita mencetak manusia yang mampu secara lengkap memiliki bekal dalam menjalani kehidupan. Sekolah yang digagas oleh kelompok internasional dengan background pendidik, environmentalis dan pebisnis ini ingin mengkombinasikan keahliannya untuk mencetak pelajar yang menjadi inspired thinkers, creative problem solvers, mengerti tentang berbagai hal dalam kehidupan, dan mampu menjadi pemimpin di dunia yang selalu berubah dan menantang ini. Pendeknya, mereka-para pelajar-akan tahu segala hal dari organic gardening hingga mendesain website, dari menjalankan bisnis kecil hingga menekan emisi karbon, menjadi orang yang membanggakan dan dapat dipercaya mengelola kehidupan dengan lebih baik di dunia yang semakin kompleks ini. Wiiiih, panjang dan mulia sekali ya cita-citanya ini.
Kemudian yang takalah uniknya adalah jembatan bamboo yang membentang di tengah – tengah sekolah, yang dibawahnya mengalir sungai Ayung. Benar – benar Alam ??? Yup… memang itulah salah satu visi dan juga kelebihan sekolah ini… INTERAKSI DENGAN Alam…
Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir angin melalui terowongan bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan untuk menyalakan kompor. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus peternakan sapi. ditambah lagi arena olahraga, laboratorium, perpustakaan, dll.
Para murid diajarkan untuk dekat dengan Alam, mulai dari cara menanam padi, memproduksi coklat sendiri. Semua itu tak lepas dari harapan agar murid – murid mereka mengerti tentang berbagai hal dalam kehidupan, dan mampu menjadi pemimpin di dunia yang selalu berubah dan menantang ini.
Pendeknya, mereka-para pelajar-akan tahu segala hal dari organic gardening hingga mendesain website, dari menjalankan bisnis kecil hingga menekan emisi karbon, menjadi orang yang membanggakan dan dapat dipercaya mengelola kehidupan dengan lebih baik, di tengah krisis bumi ini.
Harganya ?? jangan ditanya… . orang tua yang mampu menyiapkan uang untuk registrasi $ 500, Uang bangunan tahunan $ 950 dan buat grade I-VI uang sekolahnya setahun $ 7.950 adalah syarat untuk menyekolahkan anaknya di Green School Bali, tidaklah heran bila murid – muridnya sendiri lebih banyak terdiri dari kaum ekspatriat dan orang asing.
Meski begitu, Green School menyediakan beasiswa pendidikan, maklum… sekolah ini baru berdiri 2 bulan lalu.
Di sisi yang lain seharusnya keberadaan Green School menginspirasi pemerintah dan swasta membuat sekolah yang mirip namun lebih affordable dalam biaya.
Close
Sebagai anak negeri, miris rasanya melihat anak – anak bule yang terkenal bersih itu mau bermain – main dengan lumpur dan duduk lesehan di atas tikar, kemudian mampu bercocok tanam, menanam padi, dan membudidayakan udang. Sedangkan kita ? masuk ke lumpur saja mungkin tidak pernah, apalagi menanam padi ? padahal bercocok tanam merupakan identitas bangsa kita sebagai negara agraris.
Andaikata sekolah di negeri ini seperti Green School, mungkin tidak akan ada lagi yang namanya illegal logging, dan pembabatan hutan secara liar, karena sejak kecil mereka telah diajarkan bagaimana cara mencintai Alam.
Penanggung Jawab :
let-us-study.blogspot.com
http://repostkaskus.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar