Baca Juga

Welcome to Let Us Study.blogspot.com
================================


Minggu, 21 November 2010

Sekilas Macau, Kota Peninggalan Kolonial Eropa di Asia

Apabila Anda ingin mencicipi rasanya berjalan-jalan di Eropa tanpa ingin kesulitan mengurus visa ke kedutaan dan tidak ingin terlalu menguras tabungan Anda, maka Anda dapat mengunjungi Macau, sebuah kota kecil bagian dari Cina.

Macao atau Macau, adalah salah satu dari dua daerah administrasi khusus dari Republik Rakyat Cina, selain Hong Kong. Kota Macau merupakan sebuah kota yang terkenal akan kehidupan malam dan judinya. Dapat dibilang bahwa Macau adalah sebuah Las Vegas-nya Asia, karena perekonomian wilayah ini memang sangat tergantung pada kegiatan perjudian dan pariwisata kotanya.


A lineup of casinos in Macau | by ronocdh

Di balik kehidupan malamnya, Macau juga menyimpan harta karun berupa kekayaan arsitektural, tata kota, dan kuliner yang melimpah peninggalan dari pemerintahan Portugis yang menduduki Macau selama lebih dari 400 tahun, hingga diambil alih oleh pemerintah Cina pada tahun 1999. Banyaknya bangunan peninggalan Portugis ini menjadikan Macau mirip dengan sebuah kota kecil di Eropa. Bagusnya, hingga saat ini bangunan-bangunan bersejarah peninggalan masa kolonial tersebut masih terawat dengan baik bahkan menjadi salah satu daya tarik wisata bagi kota tersebut.

Kebanyakan bangunan bersejarah di Macau memiliki dua sebutan, satu dengan bahasa Inggris, satu lagi dengan bahasa Portugis. Bagi yang tidak ngeh, pasti bingung dengan adanya dua sebutan dengan dua bahasa ini. Penanda jalan pun ditulis dengan dua bahasa, bahasa Mandarin dan bahasa Portugis. Walaupun banyak fasilitas publik yang menggunakan dua bahasa, tapi ternyata bahasa yang digunakan warga lokal kebanyakan adalah bahasa Mandarin atau Kanton, hanya sekitar 2% yang menggunakan bahasa Portugis (Wikipedia, 2010). Tampaknya dalam hal bahasa, Portugis tidak terlalu berpengaruh di sini.

Menuju Macau
Untuk mengunjungi Macau, Anda dapat menggunakan pesawat yang langsung menuju bandara Macau atau dengan menyebrang dari Hong Kong melalui ferry dengan kisaran waktu satu jam. Ongkos ferry bervariasi, dari HKD$142 hingga HKD$1.062. Walaupun saat itu saya menggunakan ferry yang kelas ekonomi, namun saya terkejut juga begitu masuk ke dalam kabin ferry saya. Lantainya berkarpet, kursinya nyaman seperti kursi pesawat, dan interiornya lumayan mewah untuk ukuran saya sebagai backpacker kere. Tapi setelah saya pikir-pikir, HKD$142 itu kalau dirupiahkan kan memang sekitar Rp170.000,- ya, pantas saja nyaman.


Turbojet, salah satu ferry yang menghubungkan HK dan Macau.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010
Peta gratis yang saya dapatkan di bandara Macau sayangnya tidak terlalu banyak membantu untuk menjelajah Macau. Gambar jalannya kurang detail dan tampaknya tidak skalatis juga, namun paling tidak kita akan mendapat orientasi arah yang cukup baik untuk berkeliling Macau. Maka jangan lupa untuk mengambil peta gratis Anda begitu mendarat di bandara Macau.

Untuk mencapai penginapan yang Anda tuju, Anda dapat memilih untuk menggunakan bus atau menggunakan taksi. Perlu diingat, kebanyakan warga lokal Macau tidak mengerti bahasa Inggris, maka siapkan kartu nama penginapan Anda yang dilengkapi dengan bahasa lokal, yang kadang disediakan di website penginapan tersebut. Apabila Anda tidak memiliki kartu nama penginapan Anda, maka gunakan "bahasa tangan" untuk menjelaskan ke pengemudi taksi, dengan kata lain: berikan peta Macau lalu tunjuk tujuan Anda.

Saya sendiri waktu itu menginap di sebuah penginapan tua yang berusia lebih dari 100 tahun di La Rue Felicidade bernama San Va Hospedaria. Menginap di hostel ini bagaikan mengalami sendiri sebuah film Cina jaman dulu, tentu saja, mengingat hostel ini juga sempat beberapa kali dijadikan tempat syuting beberapa film Hong Kong. Selain Sanva, ada beberapa hostel lain yang seringkali direkomendasikan para backpacker, beberapa di antaranya Auguster's Lodge dan Ko Wah Hotel.

Berkeliling Macau
Macau sendiri terbagi menjadi empat wilayah yang dinamakan Macau Peninsula, Taipa, Cotai, dan Coloane. Untuk gampang mengingatnya, Macau Peninsula adalah area favorit para turis; Taipa adalah lokasi di mana bandara Macau berada; Cotai adalah daerah yang terkenal akan kasino dan nightlife-nya; sedangkan Coloane adalah daerah di Macau yang belum dikembangkan secara total, dapat dibilang Coloane adalah "desa"-nya Macau.

Kota ini termasuk kota yang cukup kecil, hingga ada yang berpendapat bahwa kita dapat mengelilingi seluruh pelosok Macau hanya dalam waktu sehari penuh. Namun pada prakteknya, lumayan capai juga kalau benar-benar ingin mengelilingi kota ini dalam waktu 24 jam saja, apalagi kota ini memiliki begitu banyak objek menarik bagi para pecinta fotografi.

Bagi saya sendiri, Macau paling menarik apabila dieksplorasi dengan berjalan kaki, karena Macau memiliki jalan-jalan kecil yang "tidak terprediksi". Ya, ada pula yang berkata bahwa tersesat adalah bagian dari serunya mengeksplorasi Macau. Memang, seringkali kami tersesat saat mencari satu objek, namun pada akhirnya malah menemukan objek lain yang tidak kalah menarik. Kami juga sering menemukan ruang publik kecil yang lengkap dengan tempat duduknya di jalan-jalan sempit yang kami lalui, khas kota-kota kecil di Eropa yang mengedepankan kepentingan kaum pedestrian.

Saya benar-benar merasakan betapa nyamannya berjalan kaki di sini, apalagi didukung cuaca yang cukup bersahabat di bulan Mei. Taman-taman kota yang kami singgahi terlihat amat terawat dan aktif sebagai ruang publik. Jalan-jalan lingkungan di Macau rapih dan nyaman untuk dilalui dengan paving bebatuan khas kota-kota kecil di Eropa. Bahkan di beberapa jalan tertentu jumlah kendaraan dibatasi sehingga cukup aman bagi para pejalan kaki, ditambah kota ini memiliki transportasi publik yang terbilang cukup nyaman dan mudah dicapai.


Antrian calon penumpang di sebuah halte bus, Macau.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010

Mengelilingi Macau dengan kendaraan umum pun amat memungkinkan dan termasuk nyaman. Namun Anda harus menyiapkan uang receh untuk naik kendaraan umum agar tidak kerepotan sendiri, karena tidak ada kondektur di sini. Anda cukup memasukkan ongkos bus ke dalam sebuah kotak kecil di samping pengemudi. Tarif bus di sini dapat dilihat di penanda yang terdapat di setiap halte, flat untuk perjalanan jauh-dekat namun bervariasi tergantung jurusannya. Yang perlu dicatat, di Macau kita dapat menggunakan dollar Hong Kong namun tidak bisa sebaliknya; mata uang Patacca tidak dapat digunakan di Hong Kong.

Objek Wisata
Karena ini adalah kali pertama saya dan teman-teman mengunjungi Macau, maka Macau Peninsula adalah kawasan destinasi utama kami selama di Macau. Kunjungan singkat kami di Macau membuat kami tidak sempat untuk mengunjungi beberapa objek menarik yang lokasinya jauh dari hostel kami, tapi catatan di bawah ini setidaknya akan merangkum beberapa tempat yang dapat Anda kunjungi selama berada di sana.

Salah satu tujuan utama para pelancong selama di Macau adalah Senado Square (Largo do Senado) yang lokasinya dekat dengan hostel kami. Ini adalah objek pertama yang kami datangi begitu tiba di Macau. Senado Square ini adalah sebuah plaza dengan air mancur yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan bersejarah bergaya kolonial yang dicat kuning dengan nuansa putih-hijau. Paving bebatuan dengan pola yang unik membungkus jalan pedestrian dan menjadi ciri khas plaza ini.

Senado Square, salah satu spot favorit para turis.Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010

Landmark lain yang terkenal dan "harus difoto" adalah reruntuhan katedral St. Paul (Sao Paulo), bekas sebuah gereja besar bergaya arsitektural Portugis. Saking terkenalnya, maka belum lengkap rasanya kalau di Macau belum berfoto di depan reruntuhan gereja ini. Serunya, ternyata mencari reruntuhan ini tidak segampang membaca peta! Berkali-kali kami tersesat dan bertanya kepada warga lokal untuk menemukan tempat ini. Dan terakhir-akhir kami baru menemukan fakta menarik, ternyata Senado Square dan St. Paul lokasinya amat berdekatan. Wah, kami ternyata berhasil juga dibuat bingung oleh orientasi jalan-jalan di Macau, atau memang petanya saja yang membuat kami tersesat? Ini namanya pembenaran, hehehe...


(Kiri) Reruntuhan katedral St. Paul di malam hari;
(Kanan) Jalan-jalan kecil di kota ini cantik banget! Walaupun termasuk
kawasan hutan beton,
tapi pasti ada ruang-ruang publik yang tersembunyi di tengah kota.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010

Selain dua objek favorit di atas, beberapa objek wisata lain yang dapat dikunjungi di Macau adalah sebagai berikut:
  1. Museu de Macau, museum yang berisikan informasi sejarah dan kebudayaan Macau.
  2. A-Ma Temple, terkenal salah satu kuil tertua di Macau, dipercaya bahwa nama kota Macau diambil dari nama kuil ini.
  3. Venetian Macau, disebut-sebut sebagai kasino terbesar di dunia.
  4. Macau Fisherman’s Wharf, theme park pertama di Macau.
  5. Macau Tower, terkenal sebagai bungee jumping spot tertinggi di dunia.
  6. Guia Fortress, bekas benteng Portugis yang dahulunya menjaga Macau dari serangan melalui laut.
  7. Camoes Garden, taman kota tertua dan terbesar di Macau.

Kuliner Macau
Kuliner Macau tampaknya banyak dipengaruhi oleh kuliner Portugis dengan sedikit sentuhan chinese food, terlihat dari nama-nama masakan khas-nya yang bernuansa Portugis. Salah satunya adalah Pastéis de nata (Portuguese Egg tart), bentuknya berupa mini puff pastry renyah dengan isian custard lembut dari adonan susu dan kuning telur. Egg tart ini dapat diperoleh dengan mudah di beberapa toko yang tersebar di Macau, saya sendiri dan teman-teman sempat mencoba egg tart buatan Koi Kei Bakery, yang berlokasi tepat di depan reruntuhan katedral St. Paul. Dijual seharga HKD$6, egg tart ini merupakan penganan terkenal khas Macau yang harus dicoba saat Anda melancong ke sana.


Menikmati egg tart di depan reruntuhan katedral St. Paul.

Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010

Saya sendiri belum pernah mencicipi, namun banyak yang berpendapat bahwa Galinha à Portuguesa (Ayam ala Portugis), Galinha à Africana (Ayam ala Afrika), Caldo Verde (Portuguese Green Soup), Minchi, dan pork chop bun merupakan beberapa kekayaan kuliner Macau yang tidak boleh Anda lewatkan, walaupun tentunya nama penganan terakhir yang saya sebutkan tidak diperbolehkan bagi umat Muslim. Sayang saat kami di sana kami tidak sempat menemukan tempat makan yang terjamin halal, yang kami lakukan adalah membeli Fillet O'Fish McD dan mengucap "Bismillah" sebelum makan. Hehehe...

Pedagang Kaki Lima di pojok jalan dekat hostel kami. Baunya sedap dan
banyak yang beli, sayang kami tidak tahu itu halal atau tidak.

Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2010

Ingin berkunjung ke Macau?

Apabila Anda memiliki ketertarikan di bidang sejarah, fotografi, arsitektur, dan tata kota, maka Macau dapat menjadi pilihan destinasi Anda berikutnya. Oh ya, juga apabila Anda menyukai judi, tentunya. :)


Catatan Penulis:
  • Banyak yang bertanya mengenai budget jalan-jalan saya kemarin, maka untuk menjawab pertanyaan itu: Saya tidak terlalu ingat rincinya, tapi total biaya yang saya keluarkan untuk mengeksplorasi Macau dan Hong Kong selama 5 hari adalah sekitar 3 jutaan, itu sudah termasuk tiket pesawat, makan, akomodasi, transportasi dalam kota, dan oleh-oleh. Lebih murah mengeksplorasi Asia Tenggara memang, cukup 3 juta (selama 10 hari) untuk mengeksplorasi Singapura, Kuala Lumpur, Melaka, Ho Chi Minh City, Bangkok, dan Ayutthaya.
  • Strategi saya dan teman-teman untuk menekan biaya? Cari tiket pesawat promo, booking jauh-jauh hari, dan roti abon. Yup, roti abon adalah bekal favorit kami, untuk sarapan, makan siang, dan makan malam, hehehe... Kami diijinkan untuk "makan besar" (alias makan yang agak layak) hanya sekali sehari, lainnya ya roti abon. We love it! :)
Sumber Referensi :

0 komentar:

Posting Komentar