Baca Juga

Welcome to Let Us Study.blogspot.com
================================


Senin, 20 Desember 2010

ASAL USUL BAKSO


Bakso Gung Wan, selain lezat dan bergizi, juga bermakna rasa bakti seorang anak kepada orang tuanya. (TSAI SHYA/THE EPOCH TIMES)

Bakso Gung Wan, selain lezat dan bergizi, juga bermakna rasa bakti seorang anak kepada orang tuanya. (TSAI SHYA/THE EPOCH TIMES)
(Epochtimes.co.id)
Gung Wan, sejenis bakso ala China terbuat dari daging babi. Sebuah pemukul kayu digunakan untuk melunakkan daging babi hingga lumat, kemudian dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil. Setelah direbus, adonan itu menjadi empuk tapi tidak lembek saat digigit dan berasa lezat. Gung Wan cocok dikonsumsi orang tua dan anak-anak.
Sebenarnya Gung Wan berasal dari Fuzhou, sebuah kota di Provinsi Fujian, China selatan, tetapi kemudian menyebar ke Taiwan dan berakar di Hsinchu, sebuah wilayah barat laut Taiwan, dan Gung Wan berkembang menjadi makanan khas daerah tersebut. Berbicara asal usul, Gung Wan atau bakso China ini tercipta dari rasa bakti seorang anak kepada ibunya. Mari kita simak kisahnya.
Pada akhir Dinasti Ming (sekitar awal abad ke-17) di Fuzhou, ada seorang pria bernama Meng Bo yang tinggal di sebuah desa kecil di dekat laut. Dia berakhlak baik, cerdas, dan berbakti kepada orang tua sejak kecil. Rasa bakti Meng Bo terhadap ibunya, sangat dihargai oleh tetangganya. Suatu hari, ibunya yang mulai uzur mendapati dirinya sudah tidak dapat makan daging lagi, karena giginya telah melemah. Ini memang agak mengecewakannya, karena dia suka mengonsumsi daging.
Meng Bo ingin membantu ibunya agar bisa mengonsumsi daging lezat lagi. Dia duduk sepanjang malam tanpa tidur memikirkan berbagai cara mengolah daging yang dapat dikonsumsi ibunya. Hingga suatu hari, ia melihat tetangganya menumbuk beras ketan untuk dijadikan kue mochi. Melihat itu, timbul inspirasinya. Kemudian dia bergegas ke dapur dan mengolah sekerat daging babi dengan cara yang digunakan tetangganya dalam membuat kue mochi. Setelah daging tersebut empuk, Meng Bo membentuknya menjadi bulatan-bulatan kecil sehingga ibunya dapat memakannya dengan mudah.
Setelah merebus adonan itu, tercium aroma daging yang lezat. Meng Bo menyajikan bakso itu kepada ibunya. Sang ibu merasa gembira karena tidak hanya baksonya lezat, tapi juga mudah untuk dikonsumsi. Meng Bo sangat senang melihat ibunya dapat makan daging lagi. Kisah rasa berbakti Meng Bo beserta resep baksonya cepat menyebar ke seluruh kota Fuzhou. Penduduk berdatangan untuk belajar membuat bakso lezat pada Meng Bo.
Bakso tradisional Gung Wan, menggunakan tongkat kayu untuk melumatkan daging dan kemudian membentuknya dalam bulatan kecil. Gerakan memukul disebut “gung,” dan “wan” adalah kata untuk bola kecil dalam dialek Minnan (dialek yang dituturkan di wilayah selatan Provinsi Fujian). (Wei Lei/The Epoch Times/eti)

Sumber Referensi :

0 komentar:

Posting Komentar