Baca Juga

Welcome to Let Us Study.blogspot.com
================================


Senin, 30 Mei 2011

Mengagumi Arsitektur Candi Songgoriti

Songgoriti memang terkenal sebagai objek wisata air panas di wilayah kota Wisata Batu. Tapi siapa sangka bahwa selain objek wisata air panas, di kawasan tersebut terdapat pula sebuah objek wisata budaya dalam bentuk candi yang bernama Candi Supo atau yang lebih dikenal dengan sebutan Candi Songgoriti. Tenggelam dalam kepadatan pengunjung wisata pemandian air panas alami Songgoriti, memang keberadaan Candi ini kurang diketahui oleh pengunjung. Bukan hal yang aneh mengingat kondisi Candi tersebut boleh dibilang sudah tinggal separuhnya, bahkan beberapa relief dan arca yang ada sudah tidak utuh lagi.

Spoiler for Candi Songgoriti
Candi Songgoriti


Kami pun tidak sengaja mengunjungi candi ini. Tujuan utama kami sebenarnya adalah plesiran ke pemandian air panas alam di Songgoriti, setelah sebelumnya melakukan olahraga adrenalin tubing yang menguras tenaga. Kurang dari 15 menit, kami pun sampai di kawasan pemandian air panas alami Songgoriti. Sesampai di pintu gerbang pemandian, mata saya tertuju kepada sebuah candi kecil yang kondisinya sudah tidak utuh lagi. Saya tidak menyangka bisa menemukan sebuah candi di dalam kompleks hotel.
Candi yang arsitekturnya mempunyai hiasan berlanggam Jawa Tengah dan begitu kental dengan tipikal bentuk batuan stupa seperti candi agama Hindu lainnya ini terdiri dari kaki candi, tubuh candi dan atap candi. Namun yang tersisa dan masih dapat dilihat sekarang adalah kaki candi dan sebagian tubuh candi yang terbuat dari batu andesit. Sedangkan pondasi candi terbuat dari batu bata. Ukuran candi hanya 14.36 10.00 m dan tinggi 2.44 m. Untuk masa pembangunan Candi Songgoriti sendiri belum dapat diketahui dengan pasti, tetapi diduga candi ini berasal dari masa pemerintahan Pu Sindok, yakni masa perpindahan kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sekitar abad IX - X Masehi.
Dan untuk nama “Songgoriti” sendiri berasal dari bahasa jawa kuno berarti “timbunan logam” hal ini tentu masih ada hubungannya dengan nama desa Songgokerto yang berarti “timbunan kemakmuran.” Nama ini kemungkinan berkaitan dengan sebuah Prasasti yang ditemukan tak jauh dari situs candi yaitu Prasasti Sangguran atau Batu Minto bertarikh 850 Syaka atau 928 M, yang dikeluarkan atas perintah raja Wawa. Prasasti yang ditemukan di dukuh Ngandat, kota Batu ini, memberitakan bahwa raja dan Mahamantri I Hino Pu Sindok bernazar untuk menjadikan desa Sangguran sebagai wilayah watak Kanuruhan suatu perdikan dari Bhatara di suatu bangunan suci yang ada di daerah sima kanjurugusalyan di Mananjung. Yang menarik dari prasasti ini adalah disebutkannya sima khusus bagi para juru gusali, yaitu para pandai (logam). Ini sesuai dengan nama-nama desa di sekitar candi Songgoriti berada.
Namun yang menarik untuk di ketahui pada sisi timur candi, sekitar 10 meter, terdapat sumber air panas yang berwarna kuning. Ini tandanya air tersebut mengandung belerang yang merupakan hasil dari aktivitas vulkanik. Dan menurut legenda setempat, dulu di lokasi candi ini merupakan kawah gunung berapi yang mengeluarkan air panas. Tidak ada orang yang berhasil menyumpal kawah ini. Hingga akhirnya datanglah Empu Supa yang membangun candi di atas kawah itu. Kini kawah itu menjadi sumber air panas yang dialirkan menggunakan pipa-pipa besi ke kamar-kamar hotel dan pemandian.
Dari legenda ini saya sempat terpikir bahwa sepantasnya kita semua belajar dari kearifan arsitek yang membangun candi Songgoriti. Meskipun candi ini dibangun di atas sumber air panas yang bergejolak dan masih memiliki aktivitas vulkanis, namun bangunannya dapat bertahan selama ribuan tahun. Ketika manusia tidak dapat melawan alam, maka manusia memutuskan untuk bersahabat dengan alam.






































Sumber Referensi : 
http://www.forumkami.com


sekarang telah hadir Let Us Study Versi Mobile untuk Study Holic 

0 komentar:

Posting Komentar