l
TEMPO Interaktif, Sanaa - Sekitar 1000 rakyat Yaman terdiri dari mahasiswa universitas, aktivis hak asasi manusia, dan anggota DPR tumplek di pusat kota Sanaa, Senin (14/2). Mereka menuntut Presiden Saleh yang telah berkuasa sejak tiga dekade silam mundur.
Sudah empat hari ini mereka menggelar aksi protes terhadap pemerintah agar segera melakukan reformasi politik dan keluar dari pengaruh Amerika Serikat.
Sementara itu di bagian lain, lusinan demonstran proPresiden Ali Abdullah Saleh melakukan aksi tandingan. Para pendukung pemerintah ini nampak mengacung-acungkan poster dan gambar presiden seraya meneriakkan slogan perlawanan terhadap teroris dan mendukung upaya pemerintah melakukan dialog.Let Us Study
Untuk mencegah kedua kubu bentrok, polisi memisahkan keduanya dengan barikade. Sejumlah anggota parlemen dari Jubah Hitam yang dipimpin oleh kepala persatuan mereka, bergabung dengan para demonstran sambil meneriakkan “Rakyat ingin rezim turun” serta slogan “Melawan Pasukan Keamanan.”
Sabtu pekan lalu, ribuan rakyat Yaman merayakan mundurnya Presiden Mesir Husni Mubarak dari jabatannya di jalan-jalan utama di ibu kota negara. Sekitar 5000 pasukan keamanan dikerahkan ke lapangan Tahrir, mirip nama di Mesir, untuk mencegah agar perayaan tersebut tak meluas menjadi makar.
Beberapa saksi mengatakan, polisi berikut petugas tak berseragam, mengusir ribuan demonstran keluar dari lapangan utama di Sanaa, Jumat malam waktu setempat. Aksi mulai beringas selain meneriakkan tuntutan mundur, pengunjuk rasa juga merobek-robek gambar Presiden Ali Abdullah Saleh.
Sudah empat hari ini mereka menggelar aksi protes terhadap pemerintah agar segera melakukan reformasi politik dan keluar dari pengaruh Amerika Serikat.
Sementara itu di bagian lain, lusinan demonstran proPresiden Ali Abdullah Saleh melakukan aksi tandingan. Para pendukung pemerintah ini nampak mengacung-acungkan poster dan gambar presiden seraya meneriakkan slogan perlawanan terhadap teroris dan mendukung upaya pemerintah melakukan dialog.Let Us Study
Untuk mencegah kedua kubu bentrok, polisi memisahkan keduanya dengan barikade. Sejumlah anggota parlemen dari Jubah Hitam yang dipimpin oleh kepala persatuan mereka, bergabung dengan para demonstran sambil meneriakkan “Rakyat ingin rezim turun” serta slogan “Melawan Pasukan Keamanan.”
Sabtu pekan lalu, ribuan rakyat Yaman merayakan mundurnya Presiden Mesir Husni Mubarak dari jabatannya di jalan-jalan utama di ibu kota negara. Sekitar 5000 pasukan keamanan dikerahkan ke lapangan Tahrir, mirip nama di Mesir, untuk mencegah agar perayaan tersebut tak meluas menjadi makar.
Beberapa saksi mengatakan, polisi berikut petugas tak berseragam, mengusir ribuan demonstran keluar dari lapangan utama di Sanaa, Jumat malam waktu setempat. Aksi mulai beringas selain meneriakkan tuntutan mundur, pengunjuk rasa juga merobek-robek gambar Presiden Ali Abdullah Saleh.
Sumber Referensi :
sekarang telah hadir Let Us Study Versi Mobile untuk Study Holic
0 komentar:
Posting Komentar